Tenaga Nuklir Untuk Robot

Teknologi, Teknologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dimana perkembanganya menjadi perkembangan ilmu yang sangat pesat. Karena perkembangannya yang sangat cepat kita sebagai manusia harus bisa berkembang bersamannya. Kenapa ? itu di karenakan Ilmu teknologi merupakan sebuah ilmu yang sangat PowerFull. Perkembangan teknologi itu banyak sekali di terapkan kepada robot kenapa robot? Karena robot merupakan suatu hal yang sederhana di perilmuan teknologi. Sebuah robot membutuhkan yang Namanya Tenaga dan salah satu tenaga tersebut adalah Tenaga Nuklir.

Nuklir

Tenaga nuklir merupakan suatu penggunaan reaksi nuklir untuk menghasilkan listrik. Tenaga nuklir dapat diperoleh dari fisi nuklir, peluruhan nuklir, dan reaksi fusi nuklir. Saat ini, sebagian besar listrik dari tenaga nuklir dihasilkan oleh fisi nuklir uranium dan plutonium di pembangkit listrik tenaga nuklir. Proses peluruhan nuklir digunakan dalam aplikasi khusus seperti generator termoelektrik radioisotop di beberapa wahana antariksa seperti Voyager 2. Pembangkit listrik dari tenaga fusi tetap menjadi fokus penelitian internasional.

History Nuklir

Penemuan fisi nuklir terjadi pada tahun 1938 setelah lebih dari empat dekade bekerja pada ilmu radioaktivitas dan elaborasi fisika nuklir baru yang menggambarkan komponen atom. Segera setelah penemuan proses fisi, disadari bahwa nukleus fisi dapat menginduksi fisi nukleus lebih lanjut, sehingga menginduksi reaksi berantai mandiri. Setelah ini dikonfirmasi secara eksperimental pada tahun 1939, para ilmuwan di banyak negara mengajukan petisi kepada pemerintah mereka untuk mendukung penelitian fisi nuklir, tepat di puncak Perang Dunia II, untuk pengembangan senjata nuklir.

Organisasi pertama yang mengembangkan tenaga nuklir praktis adalah Angkatan Laut AS, dengan reaktor S1W untuk tujuan mendorong kapal selam dan kapal induk. Kapal selam bertenaga nuklir pertama, USS Nautilus, diluncurkan ke laut pada Januari 1954. Reaktor S1W adalah Reaktor Air Bertekanan. Desain ini dipilih karena lebih sederhana, lebih kompak, dan lebih mudah dioperasikan dibandingkan dengan desain alternatif, sehingga lebih cocok digunakan di kapal selam. Keputusan ini akan mengakibatkan PWR menjadi reaktor pilihan juga untuk pembangkit listrik, sehingga memiliki dampak yang bertahan lama pada pasar listrik sipil di tahun-tahun mendatang.